#1
Enam bulan telah berlalu,
Mengapa kau masih bermain dalam hatiku?
Tidakkah itu terasa melelahkan bagimu dan bagiku?
Terus bergumul dalam cinta yang perlahan mulai membeku,
Cinta yang membuat aku menangisimu sepanjang waktu.
Enam bulan telah berlalu,
Mengapa kau masih bermain dalam hatiku?
Tidakkah itu terasa melelahkan bagimu dan bagiku?
Terus bergumul dalam cinta yang perlahan mulai membeku,
Cinta yang membuat aku menangisimu sepanjang waktu.
#2
Kau tak akan pernah tahu,
Kapan saatnya cinta datang menyapamu,
Hanya sebatang coklat waktu itu,
Ternyata mampu membangun sebuah istana dalam hatiku.
#3
Kapan saatnya cinta datang menyapamu,
Hanya sebatang coklat waktu itu,
Ternyata mampu membangun sebuah istana dalam hatiku.
#3
Serpihan kenangan itu memburuku,
Membuatku termangu dari waktu ke waktu,
Kemana aku harus berlari jika ke ujung dunia pun sosokmu tak lagi ku temui,
Aku tak ingin hidup di dunia mana pun yang tak ada kamu di dalamnya.
Membuatku termangu dari waktu ke waktu,
Kemana aku harus berlari jika ke ujung dunia pun sosokmu tak lagi ku temui,
Aku tak ingin hidup di dunia mana pun yang tak ada kamu di dalamnya.
#4
Aku sudah berusaha berlari,
Dalam langkah tertatih dan tak pasti,
Kemana lagi aku harus mencari,
Bayangmu semakin membutakan hati,
Aku nyaris tak mampu bernafas jika kamu tak ada lagi.
Dalam langkah tertatih dan tak pasti,
Kemana lagi aku harus mencari,
Bayangmu semakin membutakan hati,
Aku nyaris tak mampu bernafas jika kamu tak ada lagi.
#5
Aku sudah mencoba sekuatnya,
Mengatakan bahwa kamu sudah tak ada,
Tapi hati kecilku selalu tak terima,
Bisikannya membuatku semakin yakin kau akan datang segera.
#6
Mengatakan bahwa kamu sudah tak ada,
Tapi hati kecilku selalu tak terima,
Bisikannya membuatku semakin yakin kau akan datang segera.
#6
Sepertinya harus berhenti sampai disini,
Aku tak sanggup lagi melangkankan kakiku,
Ketika tatapan tajam mata itu seolah-olah memaku langkahku,
Andai bisa, aku rela saat tanah di kakiku secara perlahan mengisap tubuhku,
Menyembunyikan dari tatapan yang membuat tubuhku menggigil di bawah siraman matahari.]
#7
Andai aku bisa menemukan nada yang bisa membuatmu mengerti,
Aku akan menyanyikannya menjadi sebuah lagu,
Dan mewujudkan impian itu dengan kedua tanganku,
Biarkan aku berada didalam kepalamu, seperti lagu yang selalu kau nyanyikan,
Dan hatiku akan memainkan lagu itu hanya untukmu.
Dengarkanlah lagu ini,
Karena hatiku ada didalam setiap nadanya,
Datanglah padaku ketika kau sedih,
Dan aku akan menyanyikannya lagi untukmu.
#8
Ku kira ...
Hadirmu dapat menghapus luka,
Ku kira ...
Ada kamu saja, itu sudah cukup berharga.
Nyatanya ...
Semua tak seperti yang kukira,
Aku masih saja merindukannya,
Bahkan luka itu kembali menganga,
Dua edelweiss yang serupa tapi tak sama,
Aku tak ingin kau menggantikan dirinya.
#9
Aku bagai berdiri pada sebuah jembatan yang rapuh,
Menunggu dalam kegelapan,
Berharap kamu akan ada disini,
Sayangnya, tak ada apapun hanya hujan yang turun deras,
Tak ada jejak langkah yang tertinggal di tanah,
Sekuat tenaga aku berusaha mendengar,
Apakah ada gemerisik dedaunan kering yang terinjak?
Nyatanya tak ada suara,
Apapun hening,
Dan aku benci keheningan ini.
#10
Benarkah ini harus diakhiri?
Mendadak hatiku terasa mati,
Seolah tak mampu melihatmu lagi,
Bayangmu perlahan menjauh pergi,
Tolong jangan pergi,
Karena sampai akhir hayat hanya kau yang kucintai,
Dalam setiap helaan nafas hanya kau yang kucandu,
Cinta ini selamanya akan tetap abadi.
Aku tak sanggup lagi melangkankan kakiku,
Ketika tatapan tajam mata itu seolah-olah memaku langkahku,
Andai bisa, aku rela saat tanah di kakiku secara perlahan mengisap tubuhku,
Menyembunyikan dari tatapan yang membuat tubuhku menggigil di bawah siraman matahari.]
#7
Andai aku bisa menemukan nada yang bisa membuatmu mengerti,
Aku akan menyanyikannya menjadi sebuah lagu,
Dan mewujudkan impian itu dengan kedua tanganku,
Biarkan aku berada didalam kepalamu, seperti lagu yang selalu kau nyanyikan,
Dan hatiku akan memainkan lagu itu hanya untukmu.
Dengarkanlah lagu ini,
Karena hatiku ada didalam setiap nadanya,
Datanglah padaku ketika kau sedih,
Dan aku akan menyanyikannya lagi untukmu.
#8
Ku kira ...
Hadirmu dapat menghapus luka,
Ku kira ...
Ada kamu saja, itu sudah cukup berharga.
Nyatanya ...
Semua tak seperti yang kukira,
Aku masih saja merindukannya,
Bahkan luka itu kembali menganga,
Dua edelweiss yang serupa tapi tak sama,
Aku tak ingin kau menggantikan dirinya.
#9
Aku bagai berdiri pada sebuah jembatan yang rapuh,
Menunggu dalam kegelapan,
Berharap kamu akan ada disini,
Sayangnya, tak ada apapun hanya hujan yang turun deras,
Tak ada jejak langkah yang tertinggal di tanah,
Sekuat tenaga aku berusaha mendengar,
Apakah ada gemerisik dedaunan kering yang terinjak?
Nyatanya tak ada suara,
Apapun hening,
Dan aku benci keheningan ini.
#10
Benarkah ini harus diakhiri?
Mendadak hatiku terasa mati,
Seolah tak mampu melihatmu lagi,
Bayangmu perlahan menjauh pergi,
Tolong jangan pergi,
Karena sampai akhir hayat hanya kau yang kucintai,
Dalam setiap helaan nafas hanya kau yang kucandu,
Cinta ini selamanya akan tetap abadi.
0 komentar:
Posting Komentar